Rasulullah saw adalah teladan utama (uswah hasanah), sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an, Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta yang banyak mengingat Allah. (al-Ahzab, 21).
Profil Islam yang diamalkan oleh baginda mencakupi akidah yang murni, ibadah yang benar, akhlak mulia, dan penerapan syariat dalam seluruh aspek kehidupan. Ini adalah gambaran Islam yang hakiki, tanpa penyimpangan dan tanpa tambahan yang tidak sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan sunnah.
Sebuah hadis menyebut Umatku akan berpecah menjadi 73 golongan; semua masuk neraka kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya, Siapakah mereka itu wahai Rasulullah? Baginda menjawab, Mereka adalah orang-orang yang berpegang kepada apa yang aku dan para sahabatku ada di atasnya hari ini. (HR Tirmidzi). Hadis ini bermaksud mereka yang selamat ialah golongan yang mengikuti jejak Rasulullah saw dan para sahabat, baik dalam aspek akidah, ibadah, maupun akhlak.
Jadi dapat difahami iaitu Islam baginda Nabi saw adalah sebagai landasan yang sangat relevan untuk mengenal Islam Yang Hakiki, dan boleh diikuti sebagai asas untuk menjadikan diri sebagai umat Islam yang selamat (al-firqah an-najiyah)
Indeks Islam Hakiki didefinisikan sebagai suatu kerangka atau ukuran untuk menilai sejauh mana praktik keislaman suatu individu, kelompok, atau masyarakat selaras dengan ajaran Rasulullah saw.
Komponen Utama:
1. Akidah Murni – Tidak ada penyimpangan dalam tauhid; bebas dari syirik, bidaah, dan takhayul.
2. Ibadah Sesuai Sunnah – Ibadah dilakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw tanpa tambahan atau pengurangan.
3. Akhlak Mulia – Mengamalkan nilai-nilai kejujuran, kasih sayang, keadilan, dan etika sebagaimana yang baginda contohkan.
4. Syariat yang Komprehensif – Melaksanakan syariat dalam aspek kehidupan pribadi, sosial, dan pemerintahan.
5. Persatuan Umat – Berupaya meminimalkan perpecahan dan mengutamakan ukhuwah Islamiyah.
Islam yang 72 Golongan
· Golongan selain satu yang diredai sering kali dikaitkan dengan kelompok-kelompok yang menyimpang dalam aspek akidah atau amalan. Namun, penting untuk diingat bahawa perpecahan ini tidak bererti semua golongan selain yang selamat pasti masuk neraka selamanya; ada yang hanya terjerumus dalam kesalahan sementara masih memiliki peluang rahmat Allah.
· Sebaliknya, fokus utama harus pada upaya membangun kesatuan atas dasar kebenaran, dengan menjadikan Islam Rasulullah saw sebagai tolok ukur dan bukan sekadar membenarkan diri atau menyalahkan kelompok lain.
Al-Firqah An-Najiyah
Secara harfiah ertinya golongan yang selamat. Istilah ini berasal dari hadis Nabi Muhammad saw, di mana beliau menyebutkan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, dan hanya satu golongan yang selamat, iaitu mereka yang mengikuti sunnah Rasulullah saw, dan para sahabatnya. Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa perawi, di antaranya Imam Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
Ciri-ciri Al-Firqah An-Najiyah
1. Berpegang Teguh pada al-Qur'an dan Sunnah
Mereka menjadikan al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman utama dalam kehidupan, serta memahami keduanya sesuai dengan pemahaman para sahabat (Salafus Shalih).
2. Keseimbangan dalam Agama
Tidak ekstrim dalam ibadah, keyakinan, dan interaksi sosial. Mereka menghindari ghuluw (berlebih-lebihan) maupun tafrith (mengabaikan kewajiban agama).
3. Komitmen pada Tauhid
Menjaga kemurnian tauhid dengan menjauhkan diri dari syirik, baik besar maupun kecil, serta memahami pentingnya aqidah yang benar.
4. Menjaga Kesatuan Umat
Walaupun istilah ini menunjukkan ciri-ciri eksklusif, golongan ini tetap berupaya mempersatukan umat Islam di atas akidah yang benar dan toleransi yang bijaksana.
Jadi keempat-empat aspek ini harus dijadikan pegangan bagi menjadi ahli dalam golongan Al-Firqah An-Najiyah. Inilah pegangan Rasulullah saw.
Pentingnya Pemahaman Hadis Ini
Hadis ini untuk dijadikan peringatan agar umat Islam berusaha meneliti kebenaran dan tidak mengikuti hawa nafsu atau penyimpangan. Namun, penting juga untuk menghindari sikap fanatik golongan atau mendakwa dirinya sebagai satu-satunya kebenaran, karena keselamatan di akhirat adalah keputusan Allah berdasarkan keimanan dan amal seseorang.
Catatan: Para ulama juga menekankan perlunya sikap tawadhu dalam memahami istilah ini, serta menjauhi perselisihan yang tidak produktif di antara kaum Muslimin.
Profile Islam Rasulullah saw memang dapat menjadi asas pembentukan Indeks Islam Hakiki, yang bertujuan untuk menilai dan menghidupkan kembali Islam sesuai dengan ajaran al-Quran dan Sunnah. Melalui pendekatan ini, umat Islam dapat lebih mudah mengenali dan mengikuti jalan al-firqah an-najiyah, serta menghindari jebakan perpecahan yang tidak produktif. Ini juga menjadi panduan dalam membangun ukhuwah Islamiyah yang lebih kuat dan memperkuat posisi Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan